Masa Depan Ngidol
Kemarin baru saja periode voting untuk Pemilihan Member Single XXVI JKT48 atau biasa disebut 総選挙 [sousenkyo[ssk]] (2024) telah ditutup. Bagi yang tidak ngikutin mungkin ini tidak ada artinya; palingan beritanya akan sekilas ada di media massa; tapi bagi yang ngikutin, atau bahkan ikut berpartisipasi, perjuangan sepanjang sekitar 3 bulan ini telah berakhir. Siapa saja member yang akan terpilih? Siapapun yang terpilih, semoga dapat menjadi muka terbaik untuk JKT48 ke depannya.
Di ssk 2024 kali ini, karena satu dan lain hal, di antara kurang dari 51 member JKT48, akan ada 24 member yang akan terpilih untuk berpartisipasi pada produksi single baru, di mana urutan I-XII yang disebut sebagai member senbatsu akan menyanyikan single utamanya, dan XIII-XXIV yang disebut Undergirls akan mendapatkan kesempatan untuk menyanyikan lagu couplingnya. mari kita sampingkan Single itu apa terlebih dahulu; untuk yang ngikutin peridolan di sini, hal ini penting, bukan hanya karena member yang terpilih akan bisa nyanyi di lagu berikut—“#Sukinanda,” tapi juga dapat menentukan masa depan idol itu sendiri.
Member yang bakal dikenal secara umum itu paling cuma satu, dua orang. Member yang biasa mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan muka itu cuma sekitar tujuh orang. Member senbatsu 12 orang (dulu 16 orang), dan seterusnya. Meskipun pemilihan ssk itu secara resmi cuma buat single berikut, efeknya dapat berkelanjutan. Dalam satu pihak, dengan pemilihan ini bukan hanya menunjukkan kepopuleran member masing2, tapi juga dapat menunjukkan daya beli fansnya, baik terhadap member2 masing2 tersebut, tapi juga kepada JKT48 itu sendiri. Tentunya di saat menjual member tersebut atau JKT48 secara menyeluruh, angka tersebut bisa menjadi bukti nyata. Tapi apakah memang sesederhana itu?
Wota ada berbagai macam. Ada yang mampu ngeluarin duit tapi individualis, jadinya tidak masuk atau berpengaruh terhadap grup manapun, dan mempunyai selera tertentu sehingga dalam kondisi tertentu bisa dengan mudah mengeluarkan uangnya, tapi dalam kondisi lain yang kurang cocok dapat menjadi sangat sulit. Mungkin untuk menjual suatu produk yang tepat sasaran jadi mudah, tapi kalau kurang sedikit saja jadi tidak ada gunanya? Ada wota yang pas2an pengeluarannya. Kalau diberikan narasi cukup bisa disuruh habiskan duitnya, tapi setelah oshinya mempromosikan produk yang bersangkutan duitnya udah keburu habis? Biasanya yang makin muda semakin punya kebiasaan untuk ini? Ada wota yang ngga ada duitnya, tapi paling aktif di media sosial, sehingga ada bobotnya kalau zaman sekarang, baik itu dengan kreativitasnya maupun dengan lain hal. Jadinya bisa saja member senbatsu yang benar2 cuma tampil di satu single itu, tapi tidak begitu dipush di event lain setelah itu—karena daya serapnya tidak nyata. Di ssk ini wota diberi kesempatan untuk mengeluarkan duit, agar nanti bisa ngeluarin duit lagi. Hasil akhir dari pemilihan ini adalah tolak ukur awal berbagai macam aktivitas yang akan ada kedepannya.
Konsep ssk itu berasal dari pengertian pemilihan umum seperti halnya dalam kepemerintahan pada saat pemilihan wakil rakyat. Katanya itu sendiri umum dipakai sebagai itu di Jepang, cuma di sini mungkin dipakai khusus buat ini. Paling bedanya tentunya kalau pemilihan umum biasa anggota konstituante punya satu hak pilih, sedangkan kalau dalam hal ini tidak terbatas—dua jenis demokrasi yang berbeda. Bayangkan kalau proses pemilihan ini dilakukan dengan cara yang berbeda. Bayangkan kalau proses ini menggunakan teknologi lain seperti blockchain?